HISTORY
- Abad ke-16: Kedatangan kaum Portugis (Portugal)
- 1902: Pembagian Timor antara kaum Portugis dan Belanda secara definitif
- 1975: Timor Timur ditelantarkan Portugal yang dilanda Revolusi Anyelir
- 1976: Penyatuan dengan Indonesia
- 1976 – 1980: Perang saudara; konon sekitar 100.000 – 250.000 orang tewas
- 1991: Insiden Santa Cruz
- 1999: Referendum pemisahan diri Timor Timur diizinkan presiden B. J. Habibie
- 1999: Kerusuhan besar-besaran antara pro- dan anti-kemerdekaan dan pengungsian warga Timor Timur
- 2002: Terbentuknya negara Timor Timur
- 2006: Sepertiga mantan tentara nasional Timor Timur memberontak menuntut keadilan; pecah konflik antara pihak polisi yang mendukung pemerintah dengan pihak militer
POLITICAL
Kepala Negara Republik Timor Timur adalah seorang presiden (Ramos Horta), yang dipilih secara langsung dengan dengan masa bakti selama 5 tahun. Meskipun fungsinya hanya seremonial saja, ia juga memiliki hak veto undang-undang. Perdana Menteri (Xanana Gusmao) dipilih dari pemilihan multi partai dan diangkat/ditunjuk dari partai mayoritas sebuah koalisi mayoritas. Sebagai kepala pemerintahan, Perdana Menteri mengepalai Dewan Menteri atau Kabinet.
Kabinet Pemerintahan Timor Timur:
- Kabinet 1975
- Kabinet Pemerintah Konstitusional Pertama (Primeiro Governo Constitucional)
- Kabinet Pemerintah Konstitusional Kedua (Segundo Governo Constitucional)
- Kabinet Pemerintah Konstitusional Ketiga (Terceiro Governo Constitucional)
- Kabinet Pemerintah Konstitusional Keempat (Quarto Governo Constitucional)
Angkatan Bersenjata Timor Timur adalah FALINTIL-FDTL (F-FDTL), sedangkan angkatan kepolisiannya adalah PNTL (Polícia Nacional Timor-Leste).
DISTRICT
Timor Timur secara administratif dibagi menjadi 13 distrik:
- Aileu
- Ainaro
- Baucau
- Bobonaro
- Cova-Lima (Suai)
- Dili
- Ermera
- Lautem
- Liquica
- Manatuto
- Manufahi (Same)
- Oecussi-Ambeno (Pante Makasar)
- Viqueque (Cabira-Oan)
ECONOMICS
Timor Timur mengharapkan bisa mengeksploitasikan minyak bumi di Celah Timor (Timor Gap), namun sepertinya sulit untuk mendapatkan pendapatan devisa yang besar di Celah Timor karena Australia telah mengiming-imingi Timor Timur dengan pengelolaanya dan Australia mendapatkan hasil eksploitasinya sebesar 80% dan sisanya diberikan ke Timor Timur. Australia juga telah menghalang-halangi Timor Timur untuk dapat menguasai Celah Timor secara penuh, dengan cara mengulur-ulur penyelesaian perbatasan kedua negara.
Walaupun telah merdeka, Timor Timur masih sangat tergantung dengan pasokan barang-barang dari Indonesia mulai dari sembako sampai bahan bakar minyak (BBM) terutama melalui provinsi Nusa Tenggara Timur. Australia pernah mencoba menguasai distribusi barang-barang kebutuhan sehari-hari tapi gagal karena terlalu mahal dan kurang dikenal rakyat Timor Timur. Selain amat tergantung secara politik kepada mantan penjajah Portugal, Timor Timur mengadopsi mata uang dolar Amerika Serikat sebagai mata uang yang mengakibatkan daya beli rakyat jauh menurun dibandingkan ketika masih menjadi provinsi Indonesia.
DEMOGRAPHY
Pada tahun 2005 penduduk Timor Timur diperkirakan berjumlah 1.040.880 jiwa. Penduduk Timor Leste merupakan campuran antara suku bangsa Melayu dan Portugal. Mayoritas penduduk Timor Timur beragama Katolik (90%), diikuti Protestan (5%), Islam (3%), dan sisanya Buddha, Hindu, dan aliran kepercayaan (2%). Karena mayoritas penduduk beragama Katolik, maka kini terdapat dua keuskupan (diosis) yaitu: Diosis Dili dan Diosis Baucau yang meliputi empat distrik bagian timur Timor-Leste
Bahasa resmi Timor Leste adalah bahasa Tetun dan bahasa Portugis. Sedangkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa kerja menurut konstitusi Timor Leste.
LANGUAGE
Sejak kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002, setelah sejak tahun 1999 di bawah pemerintahan transisi PBB, Timor Leste berdasarkan Konstitusi hanya mengakui 2 bahasa nasional yaitu bahasa Tetum dan bahasa Portugis. Di dalam konstitusi disebutkan 2 bahasa yang dijadikan bahasa kerja yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Dalam praktek keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetum sebagai bahasa ucap. Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis. Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir. Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan ilmiah. Namun berjalannya waktu baru-baru ini pemerintah dan menteri Pendidikan telah menjadikan bahasa Portugi sebagai bahasa pengantar untuk seluruh tingkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar